Tuesday 1 March 2016

Resep Mudah Bolu Pisang Cokelat (Choco Banana Tea Cake)

     Saya sering terjebak dengan tumpukan pisang. Kenapa? Karena saya gak suka makan pisang mentah. Pisang menurut saya harus dimasak. Tapi, ada kalanya terjadi tumpukan pisang di rumah. Entah karena waktu belanja, kebanyakan beli pisang (ini namanya kurang perhitungan) atau karena tiba-tiba ketiban pisang gratis alias dapet kiriman pisang.
     Kalau sudah begini semua jenis cemilan pisang pun saya buat; pisang goreng original, pisang goreng keju, nagasari pisang, bolen pisang, kolak pisang, pisang panggang dengan beragam toping, sampe pancake pisang dan bolu pisang... kecuali keripik pisang (saya kurang suka yang cruchy-crunchy, bikin pegel rahang gimana gitu).
     Nah, kali ini saya akan share resep bolu pisang yang cukup mudah. Bolu pisang ini saya buat dengan bahan-bahan yang tinggal seadanya di rumah. Apadaya, karena hujan tak kunjung reda, saya jadi gak bisa pergi ke luar beli bahan kue (baca: malas). Memang benar-benar seadanya, karena tinggal sejumput-sejumput. Syukur bolu pisang ini jadi dan rasaya cukup enak.
     Well, gak mau lama-lama chit-chat, inilah resep Bolu Pisang Cokelat kreasi Dina Julistiana Noorsya. yang mudah-mudahan bisa menjadi salah satu alternatif dari sekian banyak resep-resep bolu pisang yang ada. Selamat mencoba. Happy cooking... happy eating ^^.

Resep Mudah Bolu Pisang Cokelat, Kue Pisang, Bolu Pisang Panggang

BOLU PISANG COKELAT (CHOCO BANANA TEA CAKE)

Bahan :

100 gr mentega
100 gr gula pasir halus
3 sdm madu
3 sdm selai cokelat (ganti selai kacang bila suka... saya gak suka kacang jadi pakai cokelat aja ^^)
2 buah pisang cavendish ukuran sedang, haluskan (ganti pisang ambon bila ingin lebih beraroma)
3 butir telur (kurangi 1 putih telur bila ingin hasilnya mawur/tdk basah)
100 gr tepung terigu
3 sdm cokelat bubuk
1 sdt baking powder
50 gr kismis
50 gr prune, cincang kasar
50 gr havermut
50ml susu cair
(Tambahkan 50 gr kacang/kenari cincang bila suka... saya pun gak suka kacang, jadi skip yang ini)

Cara buat :
1.  Kocok mentega, gula, selai cokelat dengan mixer hingga lembut. Masukkan pisang. Kocok rata.
2.  Tambahkan telur satu persatu, sambil terus dikocok.
3.  Masukkan tepung, cokelat bubuk, baking powder (sebaiknya sambil diayak). Aduk rata. Matikan mixer.
4.  Dengan spatula, masukkan havermut, kismis, prune, dan susu cair. Aduk rata.
5.  Siapkan loyang yg sudah dioles margarin. Tuang adonan ke dalam loyang.
6.  Panaskan oven pada suhu 160°C (gas 3), panggang adonan selama 1 jam.

* Tips : Cek tingkat kematangan dengan menusuk bagian tengah kue dengan tusuk gigi, apabila pada tusuk gigi menempel adonan kue, berarti belum cukup matang & perlu tambahan waktu panggang.
.
Resep Mudah Bolu Pisang Cokelat, Kue Pisang, Bolu Pisang Panggang

Voila! Bolu Pisang Cokelat siap disantap. Disajikan dengan teh hangat dan ditemani suara hujan, apalagi bersama orang tersayang. Soooo... warm n' yumm ^^


[Resep ini adalah murni hasil kreasi Dina Julistiana Noorsya. Apabila ingin meng-copy atau men-share konten ini, harap menyertakan sumber referensi. Yuk, Budayakan menulis dengan etika dan bukan mencontek semata! ^^]

Friday 15 January 2016

Jakarta, My Amazing City


Hidup di Jakarta... Gimana rasanya??

Baru aja kemarin pagi, 14 Januari 2016, ada kejadian bom di pusat kota Jakarta. Seketika panik dan ketakutan menyebar, orang-orang merasa was-was, berita-berita menyebar di social media, postingan dengan hashtag menjadi trending topic (#PrayforJakarta). Tapi, cuma dalam hitungan menit, kejadian horor itu berubah jadi spekulasi dan isu (hashtag berubah menjadi #KamiTidakTakut). Dalam hitungan jam, berubah lagi jadi hiburan dan jokes. Postingan pedagang asongan di seputaran TKP pengeboman sampe polisi ganteng dengan hashtag #KamiNaksir beredar. Orang-orang taking selfie as if nothing had happened. Berasa cuma ada shooting sinetron aja di depan mata, ada artis trus pada nonton. Beda banget sama kejadian yang terdekat sebelumnya di negara yang lumayan jauh sana (paris.red). Well, this is Jakarta... mungkin orang-orangnya sudah terbiasa hidup keras jadi gak mudah takut. Mungkin orang-orangnya juga gak terlalu ambil pusing, jadi... Ada teror? Ah, itukan sejam yang lalu... udah lewat.

sumber gambar timothytiah.com thru google image search
Jakarta... gimana lagi?

Saya masih ingat ketika dulu pernah bekerja di pusat kotanya, apalagi memasuki musim hujan. Wah, perjalanan pulang kantor bisa jadi tiga kali lebih lama dari biasanya. Pilihannya; naik bus berdiri berjam-jam, naik taksi duduk sampe mati gaya dan argo menjulang, naik kereta super kegencet, naik ojek kehujanan atau melipir dulu ke mall buat ngopi-ngopi sampe macetnya lewat. Sampe rumah pastinya sudah di atas jam 10 malam. Capek? Udah biasa... Besok paginya juga mesti bangun sebelum matahari terbit trus buru-buru berangkat biar gak telat. Gak pernah liat matahari kecuali weekend? yang ini juga udah biasa banget (beda cerita lho buat yang bisa ngekost deket kantor ^^).

Tapi, di sisi lain, Jakarta is a very fun city. Apa sih yang gak bisa kamu temuin di Jakarta? Sejuta hiburan ada, sejuta makanan tinggal pilih, tinggal sesuaikan aja sama kantong kamu. Mau makan ala-ala 'orang adaan' yang kalo masuk resto harus pake baju rapi atau mau nongkrong pinggir jalan sambil ngantri makanan yang lagi nge-hits? Mau jalan-jalan yang sekali masuk ratusan ribu atau gratisan asal senang? You name it...

sumber gambar keiretsuforum.com thru google image search
Jadi, mau tinggal di Jakarta?

Gak ah... Jakarta panas, gerah, banyak orang jahat, lewat jembatan penyeberangan takut digangguin, nyebrang di bawah jembatan takut ketabrak mobil. Naik angkutan umum takut kecopetan, kejambret, dihipnotis, males dipalakin tukang ngamen... takut kena bom!

Hahahahaha....


Well, tulisan ini cuma chit-chat aja kok ^^ hiburan sesaat di kala kamu sibuk. Namanya juga ruang rehat.

Mau Jakarta, Palembang, Bandung, Surabaya, Makassar, Lombok, Tarakan atau Timika (terusin sendiri ya... banyak banget). Every city is unique... mau tinggal di mana aja sok ajah atuh... monggo... di mana yang buat kamu nyaman aja. Tempat mana pun yang bisa buat kamu feels like home. Karena home is not the place where you came from, but the place that you made...  jadi, di mana aja OK dong? asal masih sama-sama di Bumi aja... Eh, mungkin juga in the future kita bisa hidup di planet lain or maybe in a space ship.... who knows ^^


[Tulisan ini adalah murni hasil kreasi Dina Julistiana Noorsya. Apabila ingin meng-copy atau men-share konten ini, harap menyertakan sumber referensi. Yuk, Budayakan menulis dengan etika dan bukan mencontek semata! ^^]

Friday 18 December 2015

Cerita Liburan - Slime Project

"...Libur telah tiba... Libur telah tiba... Horeeee..." ^^

     Anaknya yang libur, Bundanya yang senang (Yes, gak perlu gedubrakan nyiapin bento box pagi-pagi... ahahahaha).

     Anyway, liburan kali ini karena gak punya rencana liburan (gak nyiapin budget to be exact), maka Bunda yang super kreatif ini akhirnya sibuk browsing sepagian dan berhasil buat list 'school holiday project' supaya si Kakak gak bosan di rumah atau mainan gadget terus (racun youtube is so powerful -sigh-) sekaligus Dedek juga bisa ikutan melatih motorik & have fun (tentunya Bunda jadi punya waktu sedikit... ehehehehe).
     Well, first thing to do for this holiday is... SLIME PROJECT.
Slime?? yuck..! Tapi, kiddos said it must be super fun dan terbukti, selama mereka mainan slimy things itu, mereka ketawa-ketawa geli... So, it is proven fun.
     Jadi, readers... here's the recipe to make your own SLIME (recipe source : funathomewithkids.com)


DIY SLIME, buat sendiri slime, kreativitas anak, aktivitas liburan sekolah, aksi kreatif
Kakak & Dedek have a super fun playing SLIME
Bahan :
2 1/4 cup tepung jagung (maizena)
1/2 cup sampo
6 sdm air
pewarna makanan/cat air secukupnya
[kalau tidak punya measuring cup, pakai gelas juga bisa]


Cara Buat :
1. Campur sampo dan pewarna sesuai warna yang diinginkan (contekan beberapa warna yang disukai anak-anak klik di sini)
2. Tuangkan larutan sampo ke wadah berisi tepung jagung, aduk rata.
3. Tambahkan air sesendok demi sesendok hingga tekstur licin dan berlendir (yuck!)
4. Slime yang berlendir dan berkilau is ready ^^
5. Kalau adonan slime terlalu cair, tambahkan tepung hingga kekentalan yang diinginkan, sebaliknya apabila terlalu keras atau kurang berkilau, tambahkan air.


     Super simpel kan?? Anak-anak bisa banget buat sendiri (but under adult supervision ya... terutama biar rumah gak penuh debu tepung).
     Sebetulnya, banyak sekali slime recipe di luar sana. Recipe yang ini dipakai, karena selain aman (mostly slime recipe menggunakan borax), bahan-bahannya juga tinggal comot aja dari rumah (sayangnya sampo Bunda jadi habis gegara eksperimen ini... hiks).
     Review dari slime recipe ini adalah not to good; teksturnya memang slimy, tapi terlalu lengket (perlu bantuan dough cutter untuk bersihin slime yang lengket di meja). Tapi, karena kiddos super happy & gak terlalu merepotkan, resep ini boleh dicoba. Lain kali mungkin kami akan coba slime recipe yang bahan utamanya pakai lem.
     So, Selamat mencoba & have fun with slime.
     See you next time in the next project ^^



[Tulisan ini adalah murni hasil kreasi Dina Julistiana Noorsya. Apabila ingin meng-copy atau men-share konten ini, harap menyertakan sumber referensi. Yuk, Budayakan menulis dengan etika dan bukan mencontek semata! ^^]

Friday 28 August 2015

Sup Udang Suka-suka yang Lezat

Ada kalanya saya terbangun di pagi hari tanpa ide; menu apa yang harus dimasak hari ini dan begitu melongok kulkas pun semakin bingung harus masak apa... nothing's in the fridge!! Oh, noooo....

Well, kalau malas belanja sedang melanda (or u might say, dompet saya kalo dibuka isinya cuma ngengat bukannya uang... hahaha), maka saya akan memanfaatkan apa saja yang ada di kulkas untuk naik ke atas kuali. The good side is tingkat kreativitas saya meningkat lho... Yeiiyy!

Jadi, ini adalah salah satu lagi-lagi resep simpel dengan memanfaatkan bahan yang ada;

sup udang, sup udang jepara, sup udang enak - www.pojokreasitanpabatas.blogspot.com

SUP UDANG SUKA-SUKA

Bahan:
1/4 kg udang ukuran sedang, bersihkan dan kupas kulitnya (sisakan bagian ekor)
10 butir baso ikan, masing-masing belah 2
7 buah wonton siap pakai (beli beku di supermarket atau ganti dengan siomay)
3 batang wortel ukuran sedang (atau 1,5 batang wortel impor), potong-potong sesuai selera
1 batang daun bawang, iris serong halus
1 butir tomat masak, belah 8 memanjang
5 siung bawang merah, iris tipis
3 siung bawang putih, memarkan dan cincang halus
1 sdt garam
1/4 sdt lada
1/4 sdt jahe bubuk
1/8 sdt pala bubuk
1 sdt gula pasir
1 sdm minyak goreng untuk menumis
1,5 lt air

Cara Buat:
- Panaskan minyak goreng di atas panci ukuran sedang, tumis bawang merah dan putih sampai harum.
- Masukkan udang, masak sampai setengah matang, tambahkan 1,5 lt air.
- Masukkan wonton, aduk2 (wonton akan larut di kuah sup; menambah cita rasa seafood, dan membuat kuah sup menjadi kental. Kalau tidak suka kuah kental, penambahan wonton dilakukan bersamaan dengan wortel di akhir waktu masak, tanpa diaduk).
- Tambahkan baso ikan, tunggu sampai mendidih dan baso mengapung
- Tambahkan wortel dan sisa bumbu (lada, garam, pala, jahe, dan gula; tambahkan sesuai selera bila terasa kurang)
- Didihkan soup sekali lagi, taburkan daun bawang dan tomat iris
- Soup udang suka-suka yang lezat siap disajikan.

Jumlah Porsi : 5
sup udang, sup udang jepara, sup udang enak - www.pojokreasitanpabatas.blogspot.com
Sup Udang nan lezat ini cocok untuk menyamankan perut kala demam atau cuaca dingin.

[Resep ini adalah murni hasil kreasi Dina Julistiana Noorsya. Apabila ingin meng-copy atau men-share konten ini, harap menyertakan sumber referensi. Yuk, Budayakan menulis dengan etika dan bukan mencontek semata! ^^]




Thursday 4 June 2015

'Gorengan' Addiction : Martabak Telur Mini

Gorengan...
Dengar kata itu saja rasanya langsung pengen ngemil ya?
Siapa sih, yang bisa menolak gorengan?
Rasaya orang Indonesia sudah pasti sangat familiar dengan jenis makanan yang satu itu; mulai dari lauk goreng, cemilan, sampai nasi pun digoreng. Biarpun termasuk makanan kurang sehat, tapi tampaknya agak sulit ya menolak tawaran si gorengan ini.
Are you addicted to gorengan?
Whether yes or no, kali ini saya mau bagi-bagi resep yang lagi-lagi mudah dan praktis plus sedap, khususnya bagi para gorengan addict. Ini dia....

Resep Martabak Telur Mini, Spring Roll Pastry, Spring Roll Chocoberry

Martabak Telur Mini

Bahan:
4 butir telur ayam ukuran sedang (ganti dengan telur bebek bila suka)
1 buah tahu putih ukuran besar
2 batang daun bawang
1/2 siung bawang bombay, cincang halus
2 siung bawang putih, cincang halus
1 sdt garam
1/4 sdt lada
25 lembar 'spring roll pastry' bentuk persegi ukuran 12,5 x 12,5 cm
(saya menggunakan 'spring roll pastry' agar lebih praktis dan menghasilkan kulit martabak yang lembut. 'Spring roll pastry' biasa di jual dalam lemari pendingin di supermarket. Untuk alasan kepraktisan lain, bisa juga diganti dengan kulit lumpia yang biasa dijual di pasar, tetapi hasilnya akan kurang lembut selain itu kulit lumpia bulat terkadang berjamur dan berlubang di sana-sini).

Cara Buat:
1. Kocok lepas telur ayam dalam wadah.
2. Masukkan bawang bombay, bawang putih, garam, dan lada. Aduk rata.
3. Hancurkan tahu putih dengan garpu, masukkan dalam campuran telur, aduk rata
4. Ambil selembar 'spring roll pastry', letakkan satu sendok makan adonan isi di bagian tengah, lalu lipat 'spring roll pastry' seperti bentuk amplop. Rekatkan ujungnya dengan sisa telur.
5. Ulangi proses ini hingga lembaran 'spring roll pastry' dan adonan telur habis.
6. Panaskan minyak dalam wajan, goreng martabak telur mini hingga menggembung atau berwarna kuning kecoklatan.
7. Martabak Telur Mini siap disantap (hidangkan dengan cabe rawit atau saus sambal).

Resep Martabak Telur Mini, Spring Roll Pastry, Spring Roll Chocoberry

Masih punya banyak sisa 'spring roll pastry' dan ingin buat variasi isi manis? Ini resep tambahan untuk para sweettooth.

Spring Roll Chocoberry

Bahan:
10 lembar 'spring roll pastry'
100 gr coklat masak batangan, cincang kasar (saya sarankan dark chocolate, tapi kalau suka manis milk chocolate boleh juga)
Gula halus (icing sugar) untuk taburan
Topping cair rasa strawberry (produk lokal dengan merek 'Mariza' bisa didapatkan di minimarket terdekat. Atau lebih suka yang fresh made? Campurkan 50 ml air dengan 1 sdm air jeruk lemon, tambahkan segenggam strawberry cincang dan 150 gr gula pasir, masak hingga mendidih dan kental)

Cara Buat:
1. Ambil selembar 'spring roll pastry', isi dengan 1 sdm coklat masak cincang, lipat seperti bentuk lumpia, rekatkan bagian ujungnya dengan air.
2. Panaskan minyak dalam wajan, goreng 'spring roll chocoberry' hingga berwarna kuning kecoklatan.
3. Tiriskan 'spring roll chocoberry' di atas tissue makan.
4. Hidangkan dengan taburan gula halus dan toping strawberry. Crunchy spring roll chocoberry, siap disantap.
(Resep ini bisa dipakai untuk belajar memasak untuk anak lho! Prosesnya super mudah dan hasilnya mereka suka ^^)

Sedang punya waktu banyak dan mau membuat sendiri 'spring roll pastry' alias kulit lumpianya? Ini dia caranya....

Resep Spring Roll Partry, resep kulit lumpia, resep kulit samosa, resep kulit wonton
Spring Roll Wrappers - Gambar oleh bbc.co.uk

Spring Roll Pastry 
(Adonan Dasar Kulit Lumpia, Samosa, dan Wonton)

Bahan :
60 gr tepung terigu serba guna
30 gr tepung jagung (maizena)
80 ml air
1/4 sdt garam

Cara Buat:
1. Campurkan kedua jenis tepung dan garam dalam wadah.
2. Tambahkan air, aduk hingga rata dan tidak menggumpal
3. Panaskan wajan datar anti lengket.
4. Teteskan sedikit minyak pada wajan, dengan api kecil, tuang sesendok sayur adonan 'spring roll pastry', miring-miringkan wajan searah jarum jam, hingga adonan tersebar tipis merata (gunakan bentuk cetakan bundar atau persegi sesuai selera untuk bentuk yang lebih rapi)
5. Saat tepi lembaran sudah mulai mengelupas, balik lembaran dan tunggu beberapa detik sebelum di angkat dari wajan.
6. Ulangi proses penuangan adonan pada wajan hingga adonan habis.
7. 'Spring roll pastry' dapat diletakkan saling bertumpuk dengan mengoleskan sedikit minyak di antara lembaran satu dengan yang lainnya, juga dapat disimpan dalam freezer untuk digunakan sewaktu-waktu dibutuhkan.

Well, another easy recipe has been done. Yuk, dicoba!
Happy cooking for happy tummy ^^



[Resep ini adalah murni hasil kreasi Dina Yulistiana. Apabila ingin meng-copy atau men-share konten ini, harap menyertakan sumber referensi. Yuk, Budayakan menulis dengan etika dan bukan mencontek semata! ^^]

Sunday 31 May 2015

Resep Mudah Buat Sendiri di Rumah : 'Play Dough' Bukan Plastisin

Siapa gak kenal 'Play Doh'?
Mainan kreatif buatan Amerika ini sudah sangat terkenal dan diminati bukan hanya oleh kalangan anak-anak, tapi juga dewasa. Coba saja browse dengan kata kunci Play Doh, pasti ada puluhan juta hasilnya. Bukan hanya artikel, tapi juga gambar dan video tutorial. Kalau sudah begini bisa dipastikan muncul beragam merek yang kemudian mengekor kesuksesan salah satu produk mainan terfavorit ini. Termasuk diantaranya, buatan negeri sendiri dengan merek 'Fun Doh'; yang mudah didapat dan tentunya lebih ekonomis.
Tapi, untuk anak-anak (yang punya anak-anak pasti paham), sebanyak apa pun kita belikan mereka 'play dough' ini, pasti masih tetap berasa kurang. Entah warnanya jadi saling campur sampai menghitam, lupa disimpan kembali hingga adonan kering, sampai tingginya kreativitas anak yang menyebabkan 'play dough' ini pada akhirnya menjadi salah satu mainan consumable. Gak dibeliin, nanti dibilang menghambat kreativitas, kalo dibeliin terus, dompet bunda dong yang jadi banyak hambatan?! (Yes, i've been there).
Kalau sudah begini, membuat sendiri 'play dough' adalah pilihan bijak, Moms. Selain lebih hemat, juga dapat membiasakan anak-anak untuk membuat sendiri benda-benda yang mereka butuhkan. Tingkatkan kreatifitas dengan membiasakan diri dan anak-anak kita bertanya 'bagaimana cara membuatnya?' dibandingkan dengan 'di mana membelinya?'. Yuk, biasakan hidup produktif, bukannya konsumtif ^^

resep play doh, plastisin, www.pojokreasitanpabatas.blogspot.com
Homemade 'play dough'
Then, ini dia, resep 'play dough' mudah untuk dibuat di rumah (bukan adonan plastisin ya; yang satu itu agak kurang praktis).
Selamat mencoba!

Bahan :
500 gr tepung terigu serba guna
1 sdm tepung terigu (untuk taburan meja)
200 gr garam dapur
6 sdt air jeruk nipis
4 sdm minyak sayur (boleh diganti dengan minyak goreng)
450 ml air panas
3 jenis pewarna makanan cair; biru, kuning, merah

Cara Buat :
1. Campur tepung terigu dan garam dalam wadah, aduk rata
2. Tambahkan air perasan jeruk nipis dan minyak sayur, aduk rata
3. Tambahkan air panas sedikit demi sedikit, aduk rata dengan spatula hingga adonan tidak menggumpal
4. Keluarkan adonan dari wadah, letakkan di atas meja yang sudah ditaburi tepung terigu. Gilas adonan, uleni hingga kenyal dan tidak lengket (tambahkan tepung bila adonan masih lengket, lakukan hingga adonan kalis dan mudah dibentuk)
5. Gulung adonan menjadi bentuk tabung, bagi menjadi 6 bagian sama besar.
6. Ambil satu bagian, tekan bagian tengahnya hingga membentuk ceruk, teteskan pewarna sesuai panduan pencampuran warna atau sesuai keinginan, uleni sekali lagi hingga warna tercampur rata.
7. 'Play dough' siap digunakan.

Panduan Pencampuran Warna :
1. Warna Biru, Kuning, dan Merah : campurkan 10 tetes pewarna makanan pada satu bagian adonan yang sudah kalis.
2. Warna Pink : campurkan 5 tetes pewarna merah, pada satu bagian adonan.
3. Warna Orange : campurkan 4 tetes pewarna merah + 6 tetes pewarna kuning, pada satu bagian adonan.
4. Warna Hijau : campurkan 4 tetes pewarna biru + 6 tetes pewarna kuning, pada satu bagian adonan.
5. Warna Ungu : campurkan 3 tetes pewarna merah + 7 tetes pewarna biru, pada satu bagian adonan.
6. Untuk menghasilkan warna yang gelap, teteskan lebih banyak campuran warna pada adonan. Sebaliknya, teteskan lebih sedikit pewarna untuk menghasikan warna-warna pastel.

Tips: Simpan 'play dough' dalam wadah tertutup rapat agar lebih awet dan terhindar dari jamur.


[Resep ini adalah murni hasil kreasi Dina Yulistiana. Apabila ingin meng-copy atau men-share konten ini, harap menyertakan sumber referensi. Yuk, Budayakan menulis dengan etika dan bukan mencontek semata! ^^]


Tuesday 26 May 2015

Saat Dikala Tidur pun, Saya Berpikir

Hallo... Lama banget ya, gak update blog. Well, kali ini saya akan chit-chat aja de; apa aja yang sudah terjadi selama beberapa bulan terakhir ini, saat-saat dikala tidur pun saya berpikir.
Wanna know? Keep on reading!
Ini adalah cerita mengenai pengalaman saya selama mengikuti Program Inkubator Bisnis yang diadakan oleh Womanpreneur Community.
Womanpreneur Community? Apaan siy? Awalnya saya juga gak tau. Resign dari kantor, saya kepengennya leyeh-leyeh aja di rumah, sampai kemudian saya 'kecemplung' dalam dunia jual-beli a.k.a. bisnis.
Tau diri kalau saya gak punya ilmu apa-apa tentang bisnis, saya lalu mencari-cari perkumpulan atau komunitas yang berjudul bisnis. Ketemu beberapa lembaga yang katanya men-support bisnis, tapi kok ya salah satu syarat jadi anggotanya harus sudah punya karyawan minimal berapa, bisnis sudah berjalan berapa lama. Padahal, bisnis saya baru juga beberapa minggu, masih bayi banget ini judulnya. Boro-boro punya karyawan, semua juga masih dikerjain sendiri (emoticons banjir air mata).
Sampailah saya bertemu dengan Womanpreneur Community ini, saya follow Instagram-nya, saya cari website-nya untuk daftar member. Saya request untuk masuk ke group Facebook-nya. Karena ceritanya saya mau cari ilmu, saya pantengin terus postingan wall-nya. Tiba-tiba, ada info kelas bisnis online, saya ikut dey.
Sebelumnya saya sudah pernah ikut juga yang namanya kelas bisnis online, Tapi, yang satu ini beda. Kenapa? Baru selesai materi hari pertama, udah bikin saya gak bisa tidur gara-gara kepikiran tentang isi materinya; pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab yang berkaitan dengan bisnis yang saya jalani.
Terpacu oleh kelas bisnis online yang dasyat ini, saya pun memberanikan diri untuk melangkah mengikuti kelas bisnis offline-nya Womanpreneur Community. Judulnya Inkubator Bisnis. Waktu mendaftar, saya berpikir; 'Wah, cocok banget niy. Secara bisnis saya baru lahir, masuk inkubator dulu ah!' Dengan harapan keluar inkubasi, bisnis saya bisa jadi bayi yang sehat dan siap menghadapi dunia luar.
Beberapa saat sebelum menghadiri kelas pertama di Inkubator Bisnis ini, saya mengalami pemerosotan semangat yang luar biasa sampai pada titik saya tidak ingin meneruskan usaha yang tengah saya rintis. Dalam hati, 'Salah sendiri, gegayaan siy pake acara pegen jadi enterpreneur-enterpreneur-an segala, padahal niatan resign  kan pengen leyeh-leyeh... Rasain deh!' Tapi, karena saya 'muka badak', dateng lah juga saya ke kelas Inkubator Bisnis itu, 'Udah bayar pun, masa gak dateng. Mana ngisi formulir pendaftarannya juga pake mikir, pake diseleksi juga. Masa iya, udah lolos seleksi formulir, gak dateng??'
Pada tahap ini saya baru sadar niy, 'Kok ada seleksi formulir segala ya? Biasanya kalo pelatihan kan asal daftar, bayar, dateng.' Saya baca lagi deh itu judul pelatihan bisnisnya. Jeng.. Jeng... INKUBATOR BISNIS, INSPIRING WOMANPRENEUR COMPETITION 4 (IWPC4).
Ahahahaha... kompetisi? Salah daftar kali ya? Apanya yang mau dikompetisiin? Niat bisnis aja udah merosot ke titik minus. Tapi, emang dasar muka badak, ya tetep aja saya dateng.
Womanpreneur Community, IWPC4
Foto Bersama Angkatan IWPC 4 Setelah Materi Visual Thinking oleh Bapak Taufan Arifin
Source : Majalah Success Nomor 02. Tahun IX/2015, Foto oleh : Bapak Syafrizai
Bulan pertama, pembekalan IWPC4
Materi-materi pembekalan yang wow! Sharing oleh Ibu Reny Feby, seorang Fashion Jewelry Designer, yang luar biasa, ilmu-ilmu yang luar biasa. Tapi, di kala itu saya merasa sangat takut dan ingin keluar dari ruangan kelas. Saya ingin pulang dan tidak kembali lagi. Kenapa? Banyak rasa berkecamuk di hati, banyak perasaan tidak nyaman, resistensi diri dan hati saya. Sehingga saya merasa tidak siap, takut, dan ingin lari.
Sampai pada saat kurasi produk dan produk saya tidak lolos QC oleh tim Womanpreneur Community (WPC), saya menangis. Bukan karena produk saya tidak memenuhi kualitas, tapi lebih kepada kesadaran bahwa ini adalah komunitas yang ternyata sangat peduli pada perkembangan anggotanya. Penerapan standar yang tinggi, bukan hanya produk tapi kualitas pelatihan dan anggotanya, adalah dunia yang sama sekali baru bagi saya, dunia yang sangat gelap pada saat itu, dan saya merasa sangat takut melangkah masuk ke dunia yang gelap itu.
Pulang ke rumah, saya dipenuhi oleh kegalauan akut, yang semakin menyeret saya untuk menyerah pada bisnis saya. Di titik itulah saya diharuskan untuk memilih; menyerah dan kalah, kemudian melupakan apa yang sudah terjadi and then have fun dengan uang saku dari suami atau memantapkan langkah untuk menembus kegelapan, untuk kemudian berjuang dan bekerja keras?
Dan saya memilih yang kedua. Saya butuh cahaya untuk melangkah melalui kegelapan dan saya sadar cahaya itu salah satunya adalah ilmu. Saya lawan ketakutan saya, dan berpikir apa yang bisa saya lakukan; untuk diri saya saat itu, untuk produk saya, untuk masa depan saya.
I was reborn; bukan hanya diri saya tapi keseluruhan konsep bisnis saya, termasuk produk saya. Restarting all over again. 
Saat inilah, tidur malam saya mulai terasa tidak nyenyak. Karena otak saya terus berputar, even ketika saya sudah tertidur, saya bisa mendadak terbangun dan menyadari, 'That's it! Jadi itulah yang harus saya lakukan besok.' Scary eh?
Womanpreneur Community, IWPC4
Ibu Irma Sustika, Founder Womanpreneur Community dalam Materi Business Model Canvas
Bulan kedua, pembekalan IWPC4
Dikejar waktu untuk pertemuan kedua kelas IWPC4, saya punya waktu kurang lebih sebulan untuk merubah seluruh konsep bisnis saya, menciptakan produk yang sama sekali berbeda, menerapkan pelajaran yang sudah saya terima di kelas pembekalan pertama.
Di bulan kedua, seluruh peserta diminta untuk ikut dalam bazaar di pusat perbelanjaan juga mempresentasikan bisnisnya di atas panggung di hadapan penonton (Ahahahaha... seriously?). Di atara kelelahan fisik yang luar biasa untuk persiapan bazaar sekaligus harus menghadiri kelas pembekalan, saya berhasil men-sinergikan otak dan lidah di atas panggung penjurian.
Alhamdulillah! Ternyata ini adalah proses eliminasi tahap pertama dan saya lolos ke tahapan 20 besar finalis. 'Kok bisa?' Saya juga gak pernah menyangka untuk bisa melangkah ke tahap selanjutnya. Saya merasa bisnis saya jauh di bawah peserta lainnya yang lebih berpengalaman. Tapi, dalam IWPC ini, bukan sebagaimana hebat pesertanya atau seberapa hebat bisnisnya, melainkan seberapa hebat progress yang tercipta selama masa inkubasi.

Bulan ketiga, pembekalan IWPC4
Memasuki bulan ketiga, saya kembali dihadapkan pada rangkaian acara inkubasi yang juga padat, layaknya bulan kedua; mengikuti kelas pembekalan, ikut serta dalam bazaar, kembali naik ke atas panggung untuk mempresentasikan progress bisnis masing-masing, dan melalui eliminasi yang ke-2 memasuki tahap 12 besar finalis. Saya kembali terpilih untuk melangkah lebih jauh dalam proses inkubasi ini. Saat nama saya dipanggil sebagai salah satu finalis dengan progress terbaik dan berhak maju ke tahap 12 besar, saya tidak bisa merasakan apa pun; harus bangga kah atau harus senang kah saya?
Kenapa? Karena saat itu pikiran saya mengalahkan perasaan saya, otak saya berputar begitu cepat. Memenuhi kepala saya dengan berbagai macam pertanyaan; apa yang harus saya tingkatkan, apa yang harus saya perbaiki, apa lagi yang harus saya pelajari, apa yang harus saya lakukan besok?
Wajah-wajah para mentor dengan energinya yang luar biasa, terus melintas di benak saya.
Karena lolos menjadi 12 besar finalis, dan masuk melangkah ke Grand Final Inspiring Womanpreneur Competition, menurut saya adalah suatu amanah yang harus saya emban. Judulnya aja inspiring, berarti paling tidak bisa menginspirasi yang lainnya, belum lagi womanpreneur, wow! predikat yang tidak ringan rasanya.
Di saat seperti itulah saya merasa sangat beruntung memiliki keluarga yang men-support secara penuh. Mentor-mentor hebat Ibu Irma Sustika, selaku founder Womanpreneur Community dan Mami Ietje S. Guntur, selaku co-founder yang senantiasa mendukung dan membantu dikala saya membutuhkan secercah cahaya untuk melangkah. Para Trainer dan juri, juga alumni IWPC angkatan sebelumnya yang perannya sangat besar bagi perkembangan 'new born baby' ini. Teman-teman sesama peserta IWPC4 yang saling mendukung, bahu-membahu dalam menggenggam impian (I have found another family).
Dan kemudian, malam-malam saya semakin dipenuhi suara desingan otak yang tidak berhenti berputar.
Womanpreneur Community, IWPC4
Mami Ietje S. Guntur, Co-Founder Womanpreneur Community dalam Materi Merchandising
Bulan keempat, pembekalan IWPC4
Ternyata bulan keempat, adalah masa karantina para grand finalis IWPC4. Karantina? for real?
Yup, betulan!
Kami, 12 peserta yang tersisa, di minta untuk menginap di Hotel dan menghadiri proses penjurian. Penjuriannya ala-ala sidang skripsi lho! Scared? Yes! Tapi, kalau saya berhasil melalui proses empat bulan ini, berarti saya pasti sanggup.
Saya masuk ke ruang sidang... eh, ruang penjurian, pada giliran pertama. Saya harus melalui tahap penilaian seorang diri, dihadapan tiga orang juri. Waduh! Deg-degan... sudah pasti. Tapi kan, saya ceritanya muka badak, jadi sok cool aja, padahal sih kaki gemetaran.
Di dalam ruang penjurian sampai saat keluar dari ruang penjurian yang lamanya kira-kira sejam, saya merasa sangat-sangat bersyukur dan beruntung bisa memasuki ruangan itu. Kenapa? Luar biasa sekali yang saya dapatkan di sana. Kalau mau diibaratkan, proses transformasi selama 4 bulan; sebelum ikut kelas pembekaan saya berada dalam kegelapan, setelah melalui proses pembekalan, saya mulai bisa melihat cahaya disekeliling saya, sampai ketika keluar dari ruang penjurian, saya merasakan secercah cahaya untuk melihat jalan saya menerobos kegelapan. Amazing? Salah satu hal terdahsyat dan luar biasa yang terjadi dalam hidup saya. Saya kembali meneteskan air mata. Saat itu, mengenang mimpi saya, menyadari bahwa saya sudah mendapat penerangan untuk melangkah lebih dekat dan menggenggamnya.
Ini sungguh sesuatu yang luar biasa!

I am a winner
Setelah proses karantina selesai, berlajut ke acara wisuda dan pengukuhan pemenang IWPC4. Lelahnya luar biasa, terlebih lagi karena otak saya semakin tidak kooperatif untuk menghadirkan mimpi indah atau paling tidak sekedar layar hitam, melainkan; apa, bagaimana, siapa, kapan, dan lain hal yang membuat kesadaran saya menang melawan kantuk dan lelah.
Setelah proses wisuda untuk seluruh peserta IWPC4, ternyata masih ada lagi proses penjurian lanjutan (oohh!). Sudah sampai di sini, tampilkan saja yang terbaik! Sekali lagi di atas panggung, di hadapan penonton, saya harus menjawab pertanyaan yang diajukan mengenai bisnis saya.
Waktunya juri membacakan nama para pemenang, 'Pemenang ketiga... Dina Yulistiana.'
'What? Nama saya barusan disebut ya? Kayanya salah denger deh.'
'Din, maju...!!' Teman saya berbisik.
'Waduh, beneran dong, yang tadi disebut nama saya... pemenang ketiga?'
Alhamdulillah, saya tidak pernah menyangka bisa menang. Saya tidak pernah menyangka bisa memegang salah satu trophy berkilau yang berjajar di atas meja hadiah sebagai pemenang. Karena bagi saya, menyandang predikat pemenang tidaklah penting, melainkan menang terhadap diri sendiri... itu jauh lebih penting. Ini bukan tentang kompetisi melawan sesama peserta, tetapi kompetisi terhadap diri sendiri.
Kemudian, saya melangkah maju, menerima ucapan selamat, bermacam apresiasi, dan menggenggam trophy itu. Saya baca tulisan yang tercetak di atasnya, 'Pemenang Ketiga Inspiring Womanpreneur Competition 4. Ini bukan waktunya untuk berbagga diri, melainkan adalah suatu amanah bagi saya untuk terus berprogres dan menjadi inspirasi. Amanah luar biasa yang harus saya emban... Insyallah!
Because i have dreams... and i'll make my dreams come true.

Womanpreneur community, IWPC, IWPC4
Setelah Pengukuhan Pemenang IWPC4, I am a winner!
Well, itulah pengalaman saya selama empat bulan mengikuti proses Inkubator Bisnis, Inspiring Womanpreneur Competition 4. Saya harap tulisan saya gak boring dan bisa menginspirasi atau paling tidak membangkitkan semangat untuk berjuang mewujudkan mimpi kalian.
Seperti kata-kata motivasi yang sering saya dengar dan baca; bermimpilah yang tinggi, bermimpilah sesuatu yang besar, kemudian bangun, mulai bekerja keras dengan penuh keyakinan dan tekad yang bulat, maka impian itu akan kalian genggam.

Mau merasakan pengalaman seperti tulisan saya ini? Gak harus sudah punya usaha kok. Kalau penasaran dan pengen ngerasain nikmatnya 'di-bully', gabung aja di Womanpreneur Community (WPC), dijamin ketagihan. Asli, nagih!
Klik sekarang www.womanpreneur-community.com
Banyak hal yang bisa dipelajari, sharing, networking, berbagai manfaat dan sarana untuk membangun dan membantu pengembangan bisnis.
See you around and be a winner! ^^


[Tulisan ini adalah murni hasil karya Dina Yulistiana, bila ingin meng-copy atau men-share konten ini, harap menyertakan sumber referensi. Yuk, budayakan menulis dengan etika dan bukan mencontek semata!^^]